Rabu, 29 Februari 2012

Keputihan Tanda Kanker Leher Rahim?


SAYA seorang karyawati, menikah dan memiliki dua anak, berumur 35 tahun. Saat ini sedang dalam pengobatan kemoterapi. Sebelumnya saya didiagnosis menderita kanker payudara, sekarang akan memasuki siklus keempat.

Keluhan saya sekarang ini adalah akhir-akhir ini menderita keputihan yang sangat mengganggu, banyak, dan berwarna putih, tidak seperti biasanya jika akan menstruasi. Selain itu, organ intim juga terasa sangat gatal.

Apakah keputihan saya ini normal ataukah ada infeksi? Saya juga pernah membaca bahwa salah satu tanda kanker leher rahim adalah keputihan. Sebenarnya keputihan seperti apa yang menyebabkan kanker leher rahim? Apakah mungkin kita menderita? Saat ini, saya jadi sangat khawatir memikirkannya dengan dokter yang menangani kemoterapi saya.

Rina, Bandung
 
Jawaban:

Ibu Rina, keputihan pada seorang wanita mungkin merupakan hal yang normal tetapi mungkin juga merupakan salah satu tanda penyakit. Miss V dalam keadaan normal mempunyai mekanisme perlindungan terhadap infeksi, yaitu tingkat keasaman yang relatif lebih tinggi (pH rendah) dibandingkan jaringan tubuh lain. Keputihan biasanya didapatkan wanita beberapa hari sebelum menstruasi atau sesudahnya.

Keputihan seperti apa yang mungkin merupakan gejala suatu penyakit? Yaitu bila lendir yang keluar warnanya berubah, tidak bening, bisa sampai kehijauan, selain itu disertai dengan rasa gatal atau nyeri pada perut bawah. Dapat juga disertai dengan adanya bercak darah. Selain dari sifat lendir yang keluar dan gejala yang menyertainya, perlu diketahui waktu terjadinya; apakah berhubungan dengan menstruasi, sehabis berhubungan intim, atau pada keadaan-keadaan tertentu. Keputihan dan nyeri pada perut bagian bawah harus diwaspadai karena mungkin merupakan tanda adanya infeksi pada rongga panggul.

Jika melihat gejala yang ibu sampaikan ditambah dengan keadaan yang sedang menjalani kemoterapi, kemungkinan memang keputihan yang dialami ini memang merupakan suatu tanda adanya infeksi. Penyebabnya kemungkinan besar adalah infeksi jamur. Memang kemoterapi yang sedang ibu jalani umumnya




menyebabkan sel-sel kekebalan tubuh menurun yang berakibat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.


Selain kemungkinan penyebab tersebut, mungkin juga ada sebab lain. Untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan lendir yang diambil dengan usapan pada selaput  lendir Miss V dan diperiksa di bawah mikroskop. Kemungkinan adanya penyakit menular seksual dapat terjadi, untuk itu suami ibu perlu juga ditanyakan, apakah mengalami gejala-gejala dan perlu diperiksa.

Apakah mungkin ini merupakan gejala awal dari kanker rahim? Pada kanker leher rahim memang bisa saja terjadi keputihan, namun biasanya keluhan yang sering adalah adanya perdarahan di luar menstruasi atau setelah berhubungan intim. Walaupun sebenarnya jika sudah ada perdarahan itu menandakan kankernya sudah lanjut. Tetapi, keputihan disertai perdarahan tidak selalu kanker, bisa juga itu akibat luka atau polip pada leher rahim. Walaupun tidak ada gejala perdarahan, saya pikir tidak ada salahnya ibu melakukan pap smear mengingat usia ibu serta sudah menikah dan memiliki dua orang anak.

Saya pikir kurang tepat jika ibu menyembunyikan keluhan terhadap dokter yang merawat ibu. Sebaiknya, setiap keluhan yang ibu alami selama menjalani kemoterapi dikemukakan kepada dokter juga kepada suami sehingga bersama-sama dapat dicari pemecahannya. untuk keluhan keputihan ini, dokter akan menanyakan secara lebih rinci tentang gejala-gejala ibu (yang mungkin belum terungkap dalam keluhan yang ibu sampaikan kepada saya) dan dilakukan pemeriksaan fisik. Dapat pula ibu dirujuk ke dokter ahli kandungan sehingga pemeriksaan untuk keluhan keputihan ini dapat dilakukan bersama-sama denganpap smear. Jika memang keputihan yang ibu alami akibat infeksi jamur maka dapat diberikan obat antijamur baik secara optimal (jika ada lesipada kulit) atau secara sistemik dengan obat minum atau obat yang disisipkan ke dalam Miss V.

Yang tidak boleh dilupakan adalah upaya untuk mencegah supaya keputihan tidak terjadi. Kebersihan diri terutama sekitar organ intim harus dijaga. Pakaian dalam yang digunakan harus terbuat dari bahan yang menyerap keringat dan jika basah harus diganti. Sehabis buang air kecil harus dikeringkan dengan tisu atau handuk. Cara membersihkan diri sehabis buang air besar adalah dengan air yang mengarah dari depan ke belakang, jangan sebaliknya. Sebaiknya jangan menggunakan air atau duduk di kloset kamar mandi umum yang ibu ragukan kebersihannya.        

 Salam
 
Prof Dr Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM
Konsultan Hematologi-Onkologi Medik FKUI/RSCM (sumber okezone.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar